Penolakan doktrin Trinitas

Kepalsuan doktrin Trinitas itu makin terbukti kebenarannya dengan masih banyaknya ayat-ayat dalam Bibel yang mengajarkan konsep Tauhid (monoteisme) yang diajarkan para nabi.

Tauhid Nabi Musa:

- “Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia”
(Ulangan 4: 35).

- “Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah, yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain”
(Ulangan 4: 39).

- “Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah, yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain”
(Ulangan 6: 4).


Tauhid Nabi Daud: “Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami”
(II Samuel 7: 22).

- “Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat”
(Mazmur 86: 8).

Tauhid Nabi Sulaiman: “Ya Tuhan, Allah Israel ! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah”
(I Raja-raja 8: 23).

Tauhid Nabi Isa: “Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”
(Markus 12: 29).

- “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus
(Yohanes 17: 3).

Bukan hal yang aneh bahwa banyak orang Kristen yang belum pernah membaca Injil secara utuh, apalagi sejarah tentang berdirinya Kristen itu sendiri. kapan dimulainya serta siapa yang menemukan/ mengajarkan.

Pergi ke Gereja HANYA mendengarkan ceramah & Puji-pujian, tetapi tidak pernah menanyakan ataupun menyelidiki tentang kebenaran dari yang mereka kotbahkan.

BERIKUT FAKTANYA :
Orang-orang pertama yang mempercayai serta menjadi pengikut Yesus adalah orang-orang Yahudi.. Yesus sendiri hidup sepenuhnya sebagai seorang Yahudi. Semua pengikut Yesus yang pertama dan selama 200 th mereka melakukan kebaktianya didalam Synegog.

Bahkan Gereja pertama yang diketahui keberadanya baru dibangun pada tahun 232 AD, atau dua abad setelah Yesus wafat. Gereja tersebut berada diDuraeuphrates 1# (The history of Christianity, a Lion handbook, page 76).

Sampai akhir wafatnya Yesus, Kristen sebagai suatu agama tidak pernah bebas dari agama Yahudi. Bahkan Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk mendirikan agama baru, tetapi dia datang untuk melengkapi profercy dari Kitab suci Yahudi (Perjanjian Lama)

" Jangan berfikir bahwa Aku datang untuk menghapuskan hukum yang ada, Aku datang bukan untuk menghancurkan, tetapi melengkapi" (Matius 5:17-18)

Doktrin-doktrin (ajaran-ajaran) yang menjadi dasar agama Kristen, seperti Trinitas, sama sekali tidak berasal dari Injil. Ajaran tentang keimanan kristen yang dipakai sampai abad ke 2 adalah:

" Aku beriman kepada Tuhan yang Maha Agung" (Articles of the Apostolic Creed, Theodore Zahn, p. 33-37)

Kemudian antara th 180 dan 210 AD kata Bapa ditambahkan didepan kata Yang Maha Agung

Penambahan kata Bapa ini ditentang oleh banyak Bishops. Bishop Victor dan Zephysius yang serentak menentang penambahan kata Bapa tsb dan mengatakan bahwa merupakan suatu Dosa untuk menampah atau mengurangi sesuatu dari kitab suci. Pada saat itu Rohul Kudus masih diimani sebagai Malaikat yang berderajat tinggi, dan bukan sebagai salah satu kesatuan dengan Tuhan.

Arius sebagai seorang sesepuh yang dihormati, adalah merupakan salah seorang yang percaya bahwa kata Bapa adalah Tuhan, sedangkan kata Anak tidak mempunyai hak atau alamiah yang merupakan kualitas Keabadian, Kesucian dan Keagungan/Ketinggian.

Dengan logika Arius sama saja mengatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Ada waktu dimana Yesus itu tidak ada, sehingga Yesus itu tidak abadi, dan karena Tuhan itu Abadi maka Yesus bukanlah Tuhan.. #4 (The History of Christianity, a Lion handbook, p. 164).

Arius juga menjelaskan alasanya berdasarkan kitab suci : Yesus mengatakan :
"Bapaku lebih Besar dari pada aku "
"My Father is greater than I" #5
(John 14:28)

"Tidak ada seorang utusan yang lebih besar dari Yang Mengutusnya"
"No messenger is greater than the one who sent him" #6
(John 13:16)

Dengan demikian mempercayai bahwa Yesus itu sama dengan Tuhan merupakan penyangkalan terhadap kebenaran Injil itu sendiri.

ROH KUDUS.

Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki derajat kesetaraan dengan Allah. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa Roh Allah (Perjanjian Lama) tidak sama dengan Roh Kudus (Perjanjian Baru), karena umat Israel hanya memiliki satu Tuhan yaitu Allah (Elohim/Jahweh). Simak ayat berikut:

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2)

Roh Allah sebagaimana tersebut dalam ayat di atas (Perjanjian Lama) bermakna Allah sendiri dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru. Demikian juga dengan roh Allah sebagaimana tersebut dalam pesan Yesaya berikut ini:

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42:1)

Roh Allah dalam pesan Yesaya di atas bermakna roh ciptaan Allah. Allah telah menentukan "orang pilihan"-Nya dengan memberikan roh kepadanya sejak masih dalam kandungan. Makhluk hidup seperti malaikat, jin, manusia, dan binatang semuanya memiliki roh yang diciptakan oleh Allah. Namun demikian, hanya tertentu saja dari mereka yang menjadi "orang pilihan"-Nya.

Berkenaan dengan pesan Yesaya di atas, Perjanjian Baru secara khusus menyebut istilah roh Allah berikut ini:

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan: "Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan." (Matius 3:16-17)

Ayat Matius tersebut sebenarnya merupakan distorsi dari pesan Yesaya di atas. Dalam hal ini, bukanlah maksud pengarang Matius untuk menyatakan kesetaraan Yesus dengan Allah, tetapi bahwa pengarang Matius berupaya keras untuk menggenapi seluruh nubuat Perjanjian Lama dengan menyuguhkan sosok Yesus.

Bagaimanapun juga, roh Allah dalam kasus Matius ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Roh Kudus. Lebih jauh, tidak ada konfirmasi sama sekali dalam seluruh Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa Roh Kudus memiliki derajat kesetaraan dengan Allah.

Bahkan, dalam Perjanjian Baru sendiri, dengan mengkontraskan Matius 1:18 dan Lukas 1:26-27 dapat diidentifikasi bahwa Roh Kudus sebenarnya adalah malaikat Gabriel.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Matius 1:18)

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Lukas 1:26-27)

Ringkasnya, identifikasi yang paling mungkin atau bahkan paling tepat tentang pribadi Roh Kudus adalah malaikat Gabriel.

Malaikat Gabriel adalah malaikat yang mempunyai tugas sebagai penyampai wahyu/ilham/pesan dari Allah kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan Allah di muka bumi.

Ia sering berubah-ubah bentuk fisik,Ia bisa menjelma menjadi manusia, binatang, benda mati, raksasa, hingga kembali ke bentuk aslinya sebagai Roh Kudus (Roh Suci yang ghaib).

Dalam hal ini perlu dijelaskan ketika malaikat Gabriel menghampiri Maria dalam wujud manusia dengan menjanjikan Roh Kudus:

Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah. (Lukas 1:34-35)

Dijelaskan dalam ayat di atas, bahwa ketika menghampiri Maria untuk mengabarkan kehamilannya, malaikat Gabriel berubah wujud seperti manusia, dan ketika memperkuat janin Yesus (Nabi Isa) dalam kandungan rahim Maria, malaikat Gabriel kembali ke wujud aslinya sebagai Roh Kudus.

Demikian pula ketika memperkuat janin Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) dalam kandungan rahim Elisabet, malaikat Gabriel berwujud sebagai Roh Kudus. Konon, janin Yohanes Pembaptis melonjak kegirangan ketika mendengan salam Maria:

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus. (Lukas 1:41)

Roh Kudus juga konon memberi wahyu/ilham kepada Nabi Zakharia untuk bernubuat:

Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: ...
(Lukas 1:67)


Terlepas dari persoalan siapa sebenarnya Roh Kudus itu, yang pasti Alkitab tidak pernah meninggikan derajat Roh Kudus hingga setara dengan Allah.

Pemakaian konsep Trinitas hanya dilakukan setelah terjadinya perlawanan dari para Bishop yang tidak setuju, serta terjadinya Pertemuan akbar Nicaea pada th 325 AD. Pertemuan Nicaea menghasilkan suatu piagam atau pernyataan dengan mengesampingkan pendapat dan pandangan dari Arius, piagam ini dikenal dengan Piagam Nicaea.

Pantas saja Yesus marah-marah, karena wahyu Tuhan disalah artikan & digunakan untuk membodohi umat. Sebagaimana firmanNya :

"Tidak ada seorangpun yang memanggilku sebagai Tuhan akan masuk kedalam kerajaan Surga, kecuali mereka-mereka yang mengerjakan apa yang Tuhan kehendaki untuk mengerjakanya.

Ketika hari Kiamat datang, banyak orang akan memanggilku, Tuhan...Tuhan...! Dengan namamu kita berbicara Kalimat Tuhan.... Kemudian Aku (Yesus) akan berkata kepada mereka: Aku tidak pernah mengenalmu, pergi dari hadapanku hai orang sesat!"
(mathius :21-23)



Kembali ke halaman depan